Cari Blog Ini

Minggu, 20 Mei 2018

Air Mata Sang Garuda


OLEH : Khadlorotul Khaq

     Pagi-pagi matahari belum terbit, seekor garuda terbang dengan wajah yang ceria, garuda tersebut sangat gagah, mengepakkan sayapnya dengan sempurna. ‘’Wahai garuda kenapa kau sangat bahagia hari ini’’, kata burung Elang. Garuda pun tersenyum dan menjawab ‘’ Aku bahagia hari ini karena aku telah menjadi lambang pancasila Indonesia dan aku sangat dihormati oleh bangsa Indonesia’’.
     ‘’Garuda kau sangat beruntung menjadi lambang pancasila suatu bangsa’’ kata kancil dengan senyum memuji. ‘’ Iya aku juga sangat senang’’ kata Garuda. ‘’ Tapi kau juga harus melihat apakah bangsa akan selalu menghormatimu dan setia padamu apa tidak’’ kata kancil.
     Disitu Garuda mulai memikirkan apa yang dikatakan Kancil.’’ Apakah suatu hari nanti aku akan dilupakan oleh bangsa Indonesia’’ kata Garuda dalam hati. Setelah beberapa waktu Garuda tidak lagi memikirkan apa yang dikatakan Kancil. Dan Garuda menjalankan aktivitas seperti hari-hari biasa.
     Tidak terasa Garuda menjadi lambang bangsa Indonesia sudah beberapa tahun. Garuda masih ceria dan bahagia walaupun sudah beberapa tahun ia menjadi lambang Indonesia. Garuda yang biasa mengepakkan sayapnya dihutan, kini ia ingin terbang keluar hutan untuk melihat bangsanya yang setia.  ‘’ wahai Garuda kau mau kemana pagi-pagi sekali’’ kata seekor burung Gagak yang ingin mencari makan bersama anak-anaknya. ‘’ Aku mau pergi keluar hutan, kekota’’ jawab sang Garuda. ‘’ Mau ngapain keluar hutan, Garuda’’ Tanya Gagak dengan ekspresi penuh penasaran menunggu jawaban Garuda. ‘’Aku ingin melihat ke kota, aku ingin melihat kesetiaan bangsa Indonesia padaku dan apakah aku masih tetap menjadi lambang  mereka ‘’ jawab Garuda. ‘’ oh, ya sudah  hati-hati kau Garuda’’ kata Gagak yang disusul senyum anak-anaknya. Garuda pun menjawab dengan penuh senyum ‘’ kau juga hati-hati ya dan jaga anak-ankmu’’. ‘’ Ya sampai jumpa Garuda’’ kata Gagak dan anaknya pun tersenyum, Garuda pun tersenyum melihat tingkah anak-anak Gagak itu.
     Garuda mengepakkan sayapnya, melewati beberapa bukit, sungai dan pepohonan yang ada dibawahnya. Garuda berpikir nantinya ia sampai dikota pasti akan mendengar bangsanya yang setia dan menghormati dirinya.
     Garuda telah sampailah didesa, disana ia melihat beberapa manusia sedang menjalankan aktivitasnya. Garuda melihat sambil tersenyum bahagia. ‘’Aku bangga pada bangsa ini’’ Gumam Garuda. Lalu ia mengepakkan sayapnya lagi. Dan Garuda melihat gedung yang besar dan sepertinya Garuda mulai penasaran, ‘’Tempat apa ini’’ gumam Garuda. Garuda mengepakkan sayapnya sedikit kebawah dan ia melihat dirinya ada didalam bangunan itu, ternyata itu patung yang dibuat mirip olehnya, ia meras bangga pada Indonesia. Dan gedung itu adalah Istana Merdeka Indonesia.
     Selanjutnya ia melihat ada bangunan kecil, banyak anak kecil, garuda mendengar sayup-sayup seseorang membaca pancasila. Garuda bangga. Dirinya menjadi lambang Indonesia karena adanya pancasila. Garuda merupakan lambang pancasila yang mempunyai makana tersendiri.
     Lalu Garuda melihat ada bangunan sekolahan SMP , Ia melihat dari jendela disitu ia melihat gambar dirinya dipajang didepan kelas, Garuda memperhatikan murid yang sedang belajar mengajar. Disitu Garuda mendengar guru mengatakan ‘’ Anak-anak kalian tahu hari Kesaktian Pancasila itu kapan’’ Tanya seorang Guru. Semua anak diam tidak ada yang menjawab. Garuda yang memperhatikan bingung, ‘’mengapa mereka tidak tahu’’ gumam Garuda. ‘’ Apa mungkin kalian tidak tahu, apa kalian semua tidak hafal pancasila’’ kata seorang guru dengan nada heran. ‘’Andi tolong kamu maju dan bacakan pancasila’’ kata guru menyuruh salah satu seorang murid yang bandel. Garuda terus memperhatikan. ‘’ Ayo maju Andi’’. Andi maju dengan pedenya sambil kumat-kamit gak jelas. ‘’ayo mulai’’ suruh guru. Andi pun mulai ‘’ Pancasila, satu ketuhanan Yang Maha Esa; dua kemanusian yang adil dan beradab; tiga persatuan Indonesia; empat kerakyatan yang… yang di…’’ Andi bingung karena ia tidak tahu selanjutnya apa. ‘’ siapa lagi yang tidak hafal pancasila, apa kalian lupa pancasila, apa gambaran Garuda dan pancasila hanya pajangan saja’’ Tanya seorang guru dengan nada marah. Tidak ada seorangpun yang menjawab. Disitulah Garuda selesai memperhatikan, ia telah melihat dan mendengar segalanya, ‘’ ternyata sekarang berbeda, apa benar mereka hanya menjadikanku pajangan saja, mengapa mereka tidak mengetahui perasaanku, mereka benar-benar tidak merasakan apa yang aku rasakan’’ gumam Garuda dengan wajah sedih sambil mengepakkan sayapnya yang terasa berat dan lemah.  

    Garuda kembali kehutan dengan wajah yang murung sambil meneteskan air mata. ‘’ kenapa kau Garuda, apa terjadi sesuatu padamu’’ Tanya seorang Gagak yang ditemuinya pagi hari, Gagak bingung karena Garuda tadi pagi sangat bahagia mengapa sekarang kebalikannya. Garuda tidak menjawab. Ia pergi ke tempat yang sepi disitu Garuda menangis memikirkan kejadian yang tadi ia lihat, ‘’kancil memang benar’’ gumam Garuda. Kancil dating ‘’ wahai Garuda ada apa dengan mu’’ Tanya kancil. ‘’aku sedih sekarang aku hanya menjadi pajangan saja dikelas atau diruangan lain saja, sekarang tidak ada yang setia padaku lagi’’ jawab garuda sambil meneteskan air mata. Kanci pun pergi  karena Garuda ingin sendiri dulu. ‘’ apa yang harus kulakukan agar mereka mengingatku, setia padaku’’ gumam garuda. ‘’ kenapa mereka seperti itu, apa mereka benar-benar tidak setia padaku lagi’’ gumam garuda dalam hati sambil menitikkan air mata.
     Setelah kejadian itu Garuda masih menunggu kesetiaan bangsanya, Garuda berharap mereka sadar dan tidak ada kejadian buruk tentang pancasila dan lambang bangsanya sendiri.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALIMAT BERAKHIRAN -I DAN BERAKHIRAN -KAN PADA TEKS PROSEDUR

 Berikut ini beberapa kalimat berakhiran -i dan berakhiran -kan.  1. Lumuri daging dengan mentega.  2. Lumurkan mentega pada daging. 3. Oles...