Cari Blog Ini

Rabu, 18 November 2015

Ayo Lari Pagi



Keluarga Pak Rahmat adalah keluarga yang menyukai olahraga kecuali Santi, anaknya. Ayahnya mantan atlet nasional cabang olahraga bulu tangkis. Ibunya adalah guru olahraga di SD dimana Santi juga bersekolah yaitu SD Negeri 1 Sukamaju. Kakak Santi sangat menyukai bermain sepak bola.

Setiap minggu pagi, ayah, ibu dan kakak Santi lari pagi dan hanya Santi yang tidak ikut. Alasannya karena dia males bangun pagi. Selain itu dia trauma dengan lari pagi karena dulu secara tidak sengaja dia mengalami kecelakaan terserempet mobil. Beberapa kali ayah dan ibu membujuk Santi untuk lari pagi tetapi dia selalu menolak. Ayah dan ibunya melihat bahwa tubuh Santi sudah terlalu gendut untuk itu mereka menaganjurkan dia agar berolahraga. Bukan hanya tubuh Santi yang sudah gendut tetapi dia jadi gampang terserang penyakit.

Beberapa bulan kemudian tubuh Santi semakin membesar dan sering tidak masuk sekolah karena sakit. Santi tetap saja tidak mau berolahraga atau hidup sehat dengan makan-makanan bergizi. Dia memang mempunyai kebiasaan buruk yaitu sering ngemil sehabis makan dan sebelum tidur. Cemilannya pun tidak sehat. Dia suka sekali dengan makanan-makanan ringan yang berwarna-warni dan mengandung banyak bahan penyedap rasa atau MSG (Monosodium Glutamate). Sudah berkali-kali ibunya menjelaskan pada Santi bahwa makanan yang berwarna-warni banyak mengandung bahan pewarna dan tidak baik untuk kesehatan. Mengkonsumsi makanan dengan bahan pewarna yang berlebihan dan mengandung banyak penyedap rasa dalam jangka panjang akan menyebabkan penyakit-penyakit yang berbahaya seperti, gangguan pencernaan bahkan kanker. Tetapi Santi tetap tidak memperdulikan hal itu.

Suatu pagi Santi berangkat sekolah seperti biasa. Sesampainya di sekolah Santi di tegur oleh gurunya karena sering ketinggalan pelajaran.Bu guru memberi nasehat Santi agar selalu memperhatikan kesehatan agar jarang bolos sekolah gara-gara sakit.Sejak kejadian itu Santi jadi pendiam dan tidak mau berteman dan menyendiri. Dia merasa bahwa apa yang telah dikatakan ibunya benar. Ani, teman baiknya pun mencoba menasehati dia agar tidak bersedih lagi. Ani memberikan semangat pada Santi agar dia tidak malu lagi. Ani manyarankan Santi agar lari tiap pagi atau berolahraga. Santi kemudian menceritakan semua pada Ani kenapa dia jadi gendut dan sering sakit. Setelah menceritakan semua kejadian, Ani paham kalu itu semua karena Santi trauma.

“Baiklah mulai sekarang aku mau bantu kamu agar tidak takut lari pagi”. Janji Ani pada Santi

“Terima kasih Ani, kamu sahabatku yang paling baik”. ujar Santi

“Itulah gunanya seorang sahabat San” tambah Ani dengan senyum ketulusan.

Mereka berdua masuk ke dalam kelas lagi karena bel tanda masuk sekolah telah berbunyi. Seusai pulang sekolah Santi bertemu ibunya dan menceritakan semua kejadian tadi pagi. Ibunya merasa simpati dan menasehati Santi agar mau olahraga lagi.

“Berarti mulai minggu pagi kamu ikut ayah, ibu dan kakak lari pagi” ujar ibunya sambil mengusap-usap rambut Santi.

“Akan Santi coba mulai lagi untuk rutin olahraga” jawab Santi.

Santi kemudian memulai lari-lari kecil di depan rumah keesokan harinya. Ayah dan ibunya ikut mendampingi dia dan memberi semangat.

“Ayo san, lebih kencang lagi larinya” ujar ayahnya

“Saya sudah tidak kuat lagi yah sudah capek” jawab Santi sambil terengah-engah.

Baru beberapa saat Santi berhenti dan beristirahat. Kemudian ayahnya menghampiri Santi.

“Ya sudah kalu memang tidak kuat istirahat dulu” ujar ayahnya.

“Jangan dipaksakan nanti kamu pingsan” tambah ibunya.

Kemudian Santi beristirahat dan mengambil minuman. Setelah istirahat kemudian Santi beranjak dari tempat duduknya menuju kekamar mandi. Selesai mandi Santi ganti baju dan sarapan. Dia merasa berbeda, tidak seperti hari biasanya. Dia merasakan pagi ini lebih semangat dari hari-hari bisanya.

“Seger sekali saya pagi ini” ujar Santi

“Makanya kamu harus sering lari pagi agar tubuh kamu sehat dan tidak gendut dan gampang sakit lagi” ujar ayahnya.

“Jangan lupa untuk selalu makan-makanan yang bergizi dan tidak boleh ngemil terlalu banyak” tambah ibunya.

“Baiklah, mulai sekarang aku akan hidup sehat” ujar Santi sambil beranjak dan pamit berangkat sekolah.

Sesampainya di sekolah Santi bertemu Ani dan menceritakan kejadian tadi pagi. Ani ikut senang karena Santi tidak murung lagi. Setiap pagi Santi rutin lari pagi bersama ayah, ibu dan kakaknya. Santi juga tidak melakukan kebiasan buruk ngemil jajanan yang tidak sehat. Beberapa bulan kemudian badan Santi sehat dan tidak terlalu gendut. Santi benar-benar senang dan menceritakan semuanya pada Ani yang selalu mendukung dan memberi semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALIMAT BERAKHIRAN -I DAN BERAKHIRAN -KAN PADA TEKS PROSEDUR

 Berikut ini beberapa kalimat berakhiran -i dan berakhiran -kan.  1. Lumuri daging dengan mentega.  2. Lumurkan mentega pada daging. 3. Oles...