Cari Blog Ini

Kamis, 26 November 2015

Gara-gara Koran bekas bisa juara kelas

Andi terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan Andi ini tinggal didesa yang terpencil yang jauh dari keramaian kota. Dia juga harus membantu orang tuanya bekerja mencari barang rongsokan untuk biaya hidup dan sekolahnya. Andi sering terlambat sekolah karena tidur larut malam untuk membantu ayahnya memilih rongsokan yang masih bisa dipakai. Tiap malam Andi tidak melupakan kewajibannya untuk belajar dan mengerjakan PR. Walaupun dengan fasilitas belajar yang serba minim Andi tetap semangat belajar.
Pada suatu malam seperti biasa Andi membantu ayahnya memilih barang-barang rongsokan untuk dijual kembali.
“Ayo Andi belajar sana lalu tidur, besok kan kamu harus sekolah” kata ayahnya sambil memilih rongsokan.
“Iya ayah sebentar lagi” jawab Andi.
“Sudah sana belajar nanti kamu terlambat lagi”saut ibunya sambil mendekat dan mengusap-usap kepalanya.
“Baik bu” jawab Andi sambil bergegas pergi ke kamar.
Andi pergi ke kamar dan mulai belajar serta mengerjakan PR tugas tadi siang. Setelah belajar dan mengerjakan PR selama satu jam Andi melanjutkan membaca koran-koran bekas yang ditempel di dinding. Koran bekas tersebut ditempelkan agar angin dari luar rumah tidak masuk dan tidak terasa dingin saat tidur. Tiap mau tidur Andi membaca potongan-potongan koran yang menempel tersebut. Dia dapat pengetahuan baru dari koran bekas tersebut.
Sebelum tidur Andi menyiapkan buku yang akan dibawa besok.
Kukuruyuuuuuuk!!!!!!!
Suara ayam di pagi hari, sementara Andi masih terlelap tidur karena terlalu cape semalam dia belajar hingga larut malam dan sebelumnya membantu ayah.
Ibu Andi menghampiri ke kamar lalu membangunkan Andi.
“Andi ayo bangun sudah pagi” perintah ibunya sambil membuka jendela kamar Andi.
“Iya bu” saut Andi kaget lalu beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Sebelum mandi dia menimba air untuk mengisi bak air. Setelah bak terisi penuh Andi lalu mandi.
Setelah mandi dia berganti baju seragam sekolah dan sarapan dengan nasi dan lauk sisa tadi malam.
Kemudian Andi berpamitan dan berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.
Desa sumber makmur ini hanya mempunyai satu Sekolah Dasar  teman-teman Andi pun berasal dari kampungya sendiri. Andi termasuk anak yang pandai di kelasnya. Setiap  kali temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran dia dengan senang hati membantu setelah itu Andi menyarankan temannya agar belajar lebih giat lagi.
Hari inisudah tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar karena minggu lalu sudah diadakan ulangan semesteran. Murid-murid hanya bermain-main didepan kelas atau di ruang kelas. Sebelum mereka pulang sekolah satu per satu mereka akan diberi surat yang ditujukan pada orang tua murid agar besok mengambil rapor. Andi pun segera pulang kerumah dan menyerahkan surat tersebut agar dibaca sang ayah.
“Aku jadi tidak sabar untuk melihat hasil ulangan dan belajar saya selama satu semester ini?” kata adi sambil mnyerahkan surat tersebut pada ayahnya.
“Iya ayah juga tidak sabar untuk melihat hasil belajar kamu” saut ayah.
“Kalau sampai nilaimu jelek, kamu harus belajar lebih giat lagi” tambah ibunya.
“Baik bu”. Jawab Andi
Keesokan harinya ayah Andi yang biasanya mencari rongsokan digantikan ibunya dan Andi. Ayah berangkat ke sekolah untuk mengambil rapor Andi. Sesampainya di sekolah ayah Andi duduk dibelakang diantara orang tua murid yang lain. Sebelum dibagi rapornya wali kelas menyampaikan juara kelas semeter ini.
“Saya akan menyampaikan juara kelas semester ini sekaligus orang tua murid maju   mengambil rapornya” wali kelas sebelum membagikan rapornya.
“Juara kelas semester ini adalah Andi Kurniawan, silahkan orang tua Andi maju” ujar wali kelas.
Ayah Andi maju kedepan kelas dan mengambil rapor. Orang tua yang lain heran karena Andi dari keluarga yang tidak mampu dan tidak mempunyai fasilitas belajar yang lebih seperti teman-temannya tetapi bisa menjadi juara kelas.
“Selamat ya pak putra anda rangking pertama” ucapan dari wali kelas.
“Terima kasih pak, itu semua berkat bimbingan bapak” jawab ayah Andi merendah.
Setelah acara penerimaan rapor selesai ayah Andi dipanggil ke ruang guru.
Dia lalu bergegas pergi ke ruang guru.
“Bapak memanggil saya?” tanya ayah Andi.
“Iya pak, tolong bapak perhatikan terus perkembangan Andi agar prestasinya bisa terus dipertahankan” saran wali kelas.
“Baik pak, pasti akan saya pantau terus” ujar ayah Andi.
Pulanglah ayah Andi kerumah seusai pertemu dengan wali kelas. Beberapa saat setelah ayah pulang ibu dan Andi pulang.
Walaupun wajah terlihat capek dan masih berkeringat Andi langsung menghampiri ayahnya dan bertanya.
“Bagaimana hasil rapor saya Ayah?’ tanya Andi dengan cemas.
“Kamu jadi juara kelas, nak” jawab ayah dengan bangga.
“Hore hore hore” sambil meloncat-loncat kegirangan Andi keluar rumah.
Itulah ekspresi kegembiraan Andi setelah sekian lama tidak jadi juara kelas dari kelas satu sampai kelas tiga. Andi mengetahui betapa pentingnya belajar baru-baru ini, karena dulu Andi sering tidak belajar dan membaca. Andi menceritakan pada ayah dan ibunya bahwa dia bisa juara kelas karena sering membaca koran bekas yang ada di dinding kamarnya. Ternyata semua mata pelajaran yang ada di sekolah banyak tertulis disana. Banyak pengetahuan baru yang ada di koran tersebut. Ayah dan ibunya manasehati Andi agar terus membaca dan giat belajar lagi agar menjadi juara kelas dan jadi orang yang pandai dan berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALIMAT BERAKHIRAN -I DAN BERAKHIRAN -KAN PADA TEKS PROSEDUR

 Berikut ini beberapa kalimat berakhiran -i dan berakhiran -kan.  1. Lumuri daging dengan mentega.  2. Lumurkan mentega pada daging. 3. Oles...