Cari Blog Ini

Selasa, 08 Januari 2019

DARI KOPI LELET SAMPAI KOPI TAHLIL



httpsid.pinterest.compin852869248158084544

Jalur pantura adalah denyut nadi perekonomian daerah Pulau Jawa. Setiap hari perputaran dan dsitribusi barang terjadi di jalur pantura. Berbagai macam moda transportasi berlalu lalang di jalur tersebut. Banyak dari supir tersebut yang berlalu lalang beristirahat di warung-warung pinggir jalan. Kebanyakan dari mereka akan memilih minum kopi untuk mengusir rasa kantuk. Kali ini akan akan membahas kopi dari Lasem, Rembang dan Kota Pekalongan. 

1.      Kopi lelet
 
https://id.pinterest.com/pin/777504323142412313/


Kopi ini sebenarnya kaya kopi biasa, namun akan sanga istimewa dikalangan perokok. Kopi yang memiliki rasa kuat ini menjadi ciri khas kota Lasem Rembang jawa tengah. Ampas kopi yang begitu halus adalah salah satu ciri kopi tersebut. Rasa pahit yang cukup kuat menjadi daya tarik sendiri. Budaya minumkopi di daerah ini bukan hanya sebagai pendamping saat ngobrol di warung kopi, tetapi ada kegiatan lain yaitu “lelet”. Cara menikmati kopi lasem adalah dengan menuang kopi yang masih panas pada tatakan cangkir. Setelah itu sruput atau minum kopi selagi hangat dan biarkan sisa ampas kopi berada di tatakan. Sisa kopi inilah yang nantinya akan dijadikan tinta melukis rokok. Lelet adalah kegiatan menghias atau melukis batang rokok dengan cara dilelet atau melumuri batang rokok dengan kopi. Kegiatan inilah yang menjadi kegiatan utama ngopi di Lasem, Rembang. Bisa jadi ngopinya sebentar namun melukis rorok (ngelelet) yang lama. Saking asyiknya lelet rokok maka kegiatan ngbrol tergantikan dengan kegiatan tersebut. Rokok yang dileleti sama kopi akan punya aroma berbeda dengan rokok biasa. Aroma kopi yang terbakar akan menambah sensai yang berbeda saat menikmati rokok. Ya begitulah cara menikmati kopi berbeda-beda antara budaya satu dengan budaya yang lain. 

2.      Kopi tahlil
 
Add caption
Bergeser ke Pekalongan, ada kopi yang cukup unik di daerah ini yaitu kopi tahlil. Kota santri ini terkenal dengan warganya yang sangat religius. Apalagi banyak pendatang dari arab yang sudah lama bermukim disana sehingga terjadi akulturasi budaya. Namun kopi tahlil bukan perpaduan budaya arab dan jawa. Salah satu pengakuan dari penjual kopi tahlil sejan 2002 yait pak Usman, bahwa kopi ini ada sejarahnya. Kopi tersebut disajikan pada saat menjamu orang selesai tahlian atau berdoa bersama. Terus setelah tamu yang meminum kopi tersebut ternyata ada yang berbeda. Ada rasa kopi dan aroma rempah-rempah yang sangat kuat. Para tamu menyukai kopi tersebut dan menanyakan, nama minumannya apa ini? lalu pak Usman ini secara spontan menjawab kalau itu “kopi tahlil” karena dia berpikir kopi tersebut disajikan pada saat tahlilan. Rempah-rempah yang terdapat pada kopi tahlil adalah,cengkih, jahe,kayu manis, kapulaga, serai,pandan, dan juga pala. Kesemua bahan tersebut direbus bersama kopi dan gula merah yang sudah dihaluskan. Cara menyajikan kopi tersebut yaitu dengan cara dicampuri dengan susu kental manis. Kopi tahlil enak dinikmati bersama nasi khas Pekalongan yaitu megono dan gorengan.

1 komentar:

KALIMAT BERAKHIRAN -I DAN BERAKHIRAN -KAN PADA TEKS PROSEDUR

 Berikut ini beberapa kalimat berakhiran -i dan berakhiran -kan.  1. Lumuri daging dengan mentega.  2. Lumurkan mentega pada daging. 3. Oles...